Wakil Bupati Mempawah Muhammad Pagi melakukan penanaman mangrove yang dilaksanakan PT SPLS Group, di kawasan Mempawah Mangrove Park Desa Pasir. Foto Prokopim Mempawah |
JURNAL GALAHERANG - Aksi penyelamatan pesisir pantai melalui kegiatan rehabilitasi mangrove di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, secara berkelanjutan terus dilakukan para penggiat lingkungan dengan dukungan dunia usaha.
Kali ini penanaman mangrove sebanyak 40.000 bibit, melibatkan PT Subholding Pelindo Solusi Logistik (SPSL) Group, di Mempawah Mangrove Park (MMP), Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, Selasa (29/8/2023).
Turut hadir Wakil Bupati Mempawah Muhammad Pagi, Direktur Strategi dan Pengembangan SPSL Retno Sulistiawati, Ketua Mempawah Mangrove Conservation (MMC) Raja Fajar Azansyah, serta pihak-pihak lainnya.
Muhammad Pagi atas nama Pemkab Mempawah memberikan apresiasi dan mendukung penuh upaya-upaya konservasi dan rehabilitasi mangrove di pesisir pantai Kabupaten Mempawah.
"Dari pemetaan BNPB tahun 2011, pesisir Kabupaten Mempawah merupakan wilayah abrasi yang masih dapat kita jumpai hingga saat ini. Daratan yang abrasi menjadi lautan, terutama pesisir selatan daerah ini," ungkap dia.
Saat ini, lanjut Wabup Muhammad Pagi, luasan hutan mangrove di Kalbar mencapai 176.454,63 hektare (ha), dan Kabupaten Mempawah memiliki luasan 2.928,89 ha.
"Sedangkan untuk garis pantai di Kabupaten Mempawah, panjangnya mencapai 89 km yang terbentang dari Desa Wajok Hulu di Kecamatan Jongkat hingga Desa Sungai Duri II di Kecamatan Sungai Kunyit," jelasnya.
Pemkab Mempawah melalui bidang teknis tata ruang, dikatakan Wabup, juga telah menetapkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Mempawah Hilir untuk dijadikan koridor konservasi mangrove.
"Keberadaan hutan mangrove ini nantinya dapat dimanfaatkan secara baik, bijaksana dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat, sehingga menjadi penunjang perekonomian masyarakat pesisir pantai karena keanekaragaman hayati yang hidup di kawasan mangrove," katanya.
Tidak lupa, Muhammad Pagi mengucapkan terimakasih kepada SPSL Group yang berkomitmen melakukan rehabilitasi mangrove seluas 8 ha di Desa Pasir, dengan jumlah pohon yang ditanam sebanyak 40.000 ribu.
"Saya juga berpesan kepada masyarakat pesisir untuk menjaga hutan mangrove dan memanfaatkannya secara bijak, arif dan bijaksana demi kelanjutan alam. Mari kita jaga lingkungan untuk generasi masa depan," ucapnya.
Di tempat yang sama, Direktur Strategi dan Pengembangan SPSL Retno Sulistiawati mengakui telah banyak upaya yang dilakukan pegiat mangrove untuk merehabilitasi mangrove di kawasan pesisir Kabupaten Mempawah.
Menurutnya, kegiatan yang mengusung tema "Mangrove Lestari Tingkatkan Ekonomi", juga sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sebagai upaya percepatan rehabilitasi mangrove nasional di Kabupaten Mempawah yang menjadi bagian hutan mangrove di Indonesia.
"Kita patut bangga dengan keberadaan hutan mangrove yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan," ujarnya.
Retno berharap program TJSL ini dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat di bidang ekonomi, lingkungan dan sosial yang berkolaborasi dengan MMC di Kabupaten Mempawah.
Kegiatan tersebut juga diharapkannya mampu memulihkan ekosistem biota laut dan dapat mengatasi abrasi di pesisir, serta dapat dikelola dengan perencanaan jangka panjang keberadaan mangrove di Kabupaten Mempawah.
"Mari bersama kita berkolaborasi melestarikan mangrove demi keberlangsungan lingkungan hidup," ucapnya.