Bupati Mempawah Erlina saat kegiatan Gerakan Pencegahan Stunting di Posyandu Shinta, Desa Sungai Rasau, Kecamatan Sungai Pinyuh. Foto Diskominfo Mempawah |
JURNAL GALAHERANG - Bupati Mempawah Erlina menghadiri Gerakan Pencegahan Stunting di Posyandu Shinta, Desa Sungai Rasau, Kecamatan Sungai Pinyuh, Minggu (28/1/2024).
Kegiatan yang digelar Tim Penggerak PKK dan Organisasi Istri Forkopimda Kalimantan Barat ini turut dihadiri Pj Gubernur Kalbar, Harisson, jajaran pejabat Pemprov Kalbar dan Pemkab Mempawah.
Dalam kesempatan itu, Pj Gubernur Kalbar Harrison menegaskan pemerintah sangat serius dan konsen dalam mempersiapkan generasi emas 2045. Yakni generasi yang cerdas, sehat dan unggul.
"Saat ini pemerintah sedang memerangi stunting. Pasalnya, stunting menjadi persoalan dan kendala yang dapat menghambat tumbuh kembang anak atau generasi emas dimasa depan," katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa pertumbuhan otak anak itu hanya terjadi sekali seumur hidupnya yakni mulai dari janin hingga usia 2 tahun. Jika melewati 2 tahun, maka sudah tidak bisa kita tangani.
"Selama masa tumbuh otak, anak-anak perlu mendapatkan asupan makanan yang sehat dan bergizi,” tegasnya pria yang sebelumnya menjabat Sekda Kalbar ini.
Lebih jauh, Harisson mengungkapkan status gizi Kalimantan Barat tergolong masih tinggi yakni 29,8 persen. Artinya, dari 10 anak maka terdapat 3 anak yang mengalami stunting di Kalbar ini.
“Stunting bisa dicegah mulai dari ibu hamil. Karena itu, saya minta agar setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, termasuk pula edukasi tentang stunting dan lainnya,” ujarnya berharap.
Sebelumnya di kesempatan yang sama, Bupati Erlina mengatakan pemerintah menargetkan penurunan stunting sampai 14 persen di tahun 2024.
Dan ia juga mengungkapkan bahwa berdasarkan data E-PPGBM tahun 2023, angka stunting Kalbar telah mencapai 15,2 persen. "Dan posisi Kabupaten Mempawah berada di 9,4 persen,” katanya.
Adapun salah satu faktor penyumbang stunting, disebut Erlina adalah ibu hamil yang kurang mendapatkan energi kronis, serta bayi lahir dengan berat badan rendah.
Di Kabupaten Mempawah, imbuhnya, pada tahun 2023 persentase ibu hamil kurang energi kronis sebesar 8,9 persen. Sedangkan bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 3,46 persen.
“Sampai saat ini kesadaran masyarakat tentang pentingnya menimbang bayi di Posyandu masih dibawah terget indikator kinerja gizi yakni 85 persen. Sedangkan persentase balita yang ditimbang berat badannya di Kalbar di tahun 2023 sebesar 49,3 persen dan Mempawah sebesar 47,8 persen,” bebernya.
Lebih jauh, Erlina mengatakan Posyandu merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dapat menjadi wadah strategis dalam upaya promotif dan preventif untuk menurunkan stunting.
“Posyandu diharapkan mampu mengambil peranan membantu pemerintah menurunkan prevalensi stunting dengan cara memberikan edukasi kepada masyarakat agar masalah kesehatan dan gizi dapat diatasi dengan baik,” tegasnya.
Untuk itu, Bupati Erlina mengharapkan komitmen serta kolaborasi seluruh stakeholder dalam mengatasi permasalahan kesehatan, khususnya stuntinf di Kalbar umumnya dan Kabupaten Mempawah khususnya.
"Melalui kegiatan ini hendaknya menjadi momentum untuk mengambil peranan agar peduli dalam upaya penurunan dan pencegahan stunting,” pungkasnya.
Penulis : Apri